PROGRAM KREATIVITAS
MAHASISWA
PEMANFAATAN LIMBAH KULIT
PISANG DALAM PEMBUATAN KERUPI (KERUPUK KULIT PISANG)
BIDANG KEGIATAN
PKM-k
Diusulkan Oleh :
AMELIA PUTRI SELVINA/ 1100417/ 2011
RETNO DWI ERLINA/ 1100426/ 2011
SUSI SUSANTI/ 15832/ 2010
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2012
A.
JUDUL : Pemanfaatan
Limbah Kulit Pisang Dalam Pembuatan
KERUPI( Kerupuk Kulit Pisang)
B.
LATAR BELAKANG
Indonesia adalah negara yang kaya akan komoditas pertanian dimana dalam
era pembangunan saat ini sektor pertanian merupakan prioritas utama, namun
demikian bukan berarti sektor-sektor lain diabaikan. Hal ini mengingat sebagian
besar masyarakat Indonesia hidup dari sektor pertanian. Sektor pertanian akan
dapat menyediakan bahan makanan dalam keadaan mentah atau yang telah jadi,
untuk diperdagangkan atau diolah menjadi bahan-bahan industri dan salah satu
komoditas pertanian yang sangat digemari masyarakat ialah tanaman pisang.
Seluruh wilayah Indonesia merupakan penghasil pisang karena iklim
Indonesia sangat cocok untuk pertumbuhan tanaman pisang. Tanaman pisang
merupakan tanaman holtikultura yang menjadi salah satu bahan ekspor yang baik
dan sangat potensial bagi negara. Disamping itu pisang juga merupakan jenis
tanaman yang setiap saat berbuah tanpa ada istilah musim. Tanaman pisang dapat
dikatakan sebagai tanaman serbaguna. Akar, umbi (bonggol), batang, daun sampai
kulitnya dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan.
Kulit pisang kebanyakan masih merupakan limbah pertanian yang dibuang
begitu saja sehingga sering menimbulkan pencemaran lingkungan. Oleh sebab itu
perlu dicarikan solusi penanganannya dengan dimanfaatkan menjadi suatu
bahan/produk makanan oleh industri.
Kulit pisang mengandung karbohidrat yang tinggi sekitar 18,5 % (Munadjim,
1988), sehingga dapat dimanfaatkan untuk bahan baku pembuatan berbagai produk
pangan diantaranya untuk pembuatan minuman beralkohol, nata, dan kerupuk. Kulit
pisang merupakan bahan baku kerupuk yang sangat mudah didapatkan, berbeda
dengan buah-buahan lain yang mempunyai musim tertentu. Dengan bekerjasama
dengan industri rumah tangga yang membuat goreng pisang, penyediaan bahan baku
akan lebih baik karena kulit pisang tidak dibuang ke tempat sampah.
Dengan memanfaatkan kulit pisang selain dapat mengurangi limbah akan
dapat meningkatkan nilai ekonominya dan akan melengkapi penganekaragaman bahan
pangan serta mengembangkan penggunaan bahan pangan lokal untuk memasuki pasaran
global sehingga dapat membantu meningkatkan pendapatan masyarakat khususnya
industri rumah tangga. Dengan demikian berarti sudah tidak ada lagi bagian
tanaman pisang yang tidak dimanfaatkan, dengan memanfaatkan semua bagian
tanaman pisang berarti semakin banyak alternatif pilihan bahan makanan untuk
dikonsumsi (Munadjim, 1988).
Berdasarkan hal tersebut di atas maka penulis mencoba untuk memanfaatkan
kulit pisang sebagai bahan baku utama dalam pembuatan kerupuk yang selama ini
belum dikenal oleh masyarakat dalam penelitian teknik terapan dengan judul
“Pemanfaatan Limbah Kulit Pisang dalam Pembuatan KERUPI (Kerupuk Kulit
Pisang)”.
C. PERUMUSAN
MASALAH
Pisang merupakan buah-buahan pangan lokal yang banyak dihasilkan di
kota Payakumbuh khususnya,
sesuai dengan data BPS tahun 2008/2009 yakni 1054,67 ton dan limbah kulit
pisangnya 348,0411 ton. Buah pisang ini memiliki kandungan gizi yang cukup baik
bagi kesehatan sehingga banyak dikonsumsi, sementara kulitnya dapat dijadikan sebagai bahan baku dalam
pembuatan kerupuk kulit pisang yang belum dimanfaatkan secara optimal, bentuknya unik sehingga dapat menambah daya tarik bagi konsumen.
Perumusan masalah yang di hadapi diantaranya yaitu:
2.
Meningkatkan
minat masyarakat untuk melakukan dan memproduksi olahan unik dari limbah
kulit pisang.
3.
Produk
olahan limbah pisang (pangan tradisional) masih sedikit.
D.
TUJUAN
Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mencari formulasi kerupi dan memperbaiki
teknologi proses pengolahan kerupi dengan melaksanakan perencanaan secara
menyeluruh mulai dari pengolahan sampai ke pemasaran.
2. Diharapkan dari hasil penelitian ini
bermanfaat bagi perguruan tinggi dan masyarakat yang ingin mengolah limbah
kulit pisang sebagai sumber mata pencaharian.
3. Untuk melihat minat konsumen terhadap pemanfaatan limbah kulit
pisang dengan bentuk olahan kerupi.
4. Meningkatkan nilai estetika dari limbah kulit pisang.
E. LUARAN
YANG DI HARAPKAN
Luaran yang diharapkan dari adanya usaha pemanfaatan
limbah kulit pisang dalam pembuatan kerupuk
ini adalah:
1. Suatu
bentuk artikel yang di akui.
2. Produk olahan pangan yang unik yaitu KERUPI
(kerupuk kulit pisang).
F. Kegunaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat
berguna untuk :
1. Memanfaatkan komoditi pertanian dan pangan lokal yang banyak terdapat di lingkungan masyarakat.
2. Meningkatkan nilai estetika dari olahan
limbah kulit pisang.
3. Menambah penganekaragaman produk pangan
lokal.
4. Mampu melakukan penelitian di bidang teknologi terapan sehingga mahasiswa memiliki kreatifitas dan inovasi.
G. TINJAUAN PUSTAKA
1. Pisang
Pisang merupakan salah satu
jenis buah tropis yang sudah populer di kalangan masyarakat, dan mempunyai
potensi yang tinggi untuk dikembangkan di berbagai wilayah. Pisang merupakan
tanaman asli daerah Asia Tenggara termasuk Indonesia. Tanaman pisang dengan
nama latin Musa paradisiaca nama ini telah diproklamirkan sejak tahun 63
SM.
Tanaman pisang berasal dari daerah tropis yang beriklim basah, dan dapat
tumbuh baik di dataran rendah sampai dataran tinggi 1.000 – 3.000 mdpl. Tanaman
pisang lebih senang tumbuh di daerah yang subur dengan pH tanah 4,5 – 7,5
(Sumarjono, 1997). Sedangkan menurut
Nuryani (1996) berdasarkan beberapa pengertian tersebut maka dapat disimpulkan
bahwa pisang merupakan tanaman asli Asia Tenggara yang banyak ditemukan di
daerah tropis beriklim basah dan dapat tumbuh baik di daratan tinggi dan
rendah.
Menurut Rukmana (1999), pada umumnya pisang dapat dibagi menjadi 2
golongan besar yaitu pisang buah atau pisang meja (M. sapientum) dan
pisang olah (M. normalis). Ciri
khas pisang meja adalah dikonsumsi dalam bentuk buah segar setelah masak
dipohon ataupun melalui proses pemeraman. Pisang meja diantaranya adalah
varietas atau kultivar ambon hijau, raja, susu, uli, mas dan lain-lain.
Sedangkan ciri khas pisang olah pada umumnya dikonsumsi setelah melalui proses
pengolahan terlebih dahulu, misalnya digoreng, direbus, dibuat tepung, gaplek dan
lain-lain. Beberapa contoh varietas pisang rebus atau pisang goreng (plantain)
diantaranya pisang nangka, tanduk, kepok, kapas dan lain-lain.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik tahun 2008/2009 produksi
pisang di Kabupaten Lima Puluh Kota seperti pada Tabel 1.
Tabel 1. Produksi pisang Kab.
Lima Puluh Kota 2008/2009*)
NO
|
Kecamatan
|
Luas Pertanaman
(ha)
|
Produksi (ton)
|
Jumlah Limbah
(ton)
|
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
|
Payakumbuh
Akabiluru
Luak
Lareh Sago Halaban
Situjuah Limo Nagari
Harau
Guguak
Mungka
Suliki
Bukik Barisan
Gunuang Omeh
Kapur IX
Pangkalan Koto Baru
|
34,18
69,01
103,12
131,26
387,96
13,12
8,42
25,11
23,52
91,77
39,20
3,55
4,47
|
1054,67
1701,97
2059,84
3522,00
964,22
205,00
140,50
706,87
279,20
838,00
610,00
19,50
35,80
|
348,0411
561,6501
679,7472
1162,26
318,1926
67,65
46,365
233,2671
92,136
276,54
201,3
6,435
11,814
|
*) BPS Kab. Lima Puluh Kota 2010
Kulit pisang merupakan salah
satu bagian dari tanaman pisang yang selama ini keberadaannya terabaikan.
Menurut Munadjim (1998), kulit pisang merupakan bahan buangan (limbah buah
pisang) yang cukup banyak jumlahnya yaitu kira-kira 1/3 dari buah pisang yang belum
dikupas. Sedangkan menurut Zainuddin (2004), kulit pisang adalah produk dari
limbah industri pangan yang dimanfaatkan untuk bahan pakan ternak.
Komposisi kimia terbanyak
kulit pisang, di samping air adalah karbohidrat, yaitu sebesar 18,50 %. Karbohidrat
ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku untuk pembuatan alkohol yang berguna
sebagai bahan bakar, bahan industri kimia bahan kecantikan dan kedokteran. Manfaat lain kulit pisang yaitu sebagai bahan
baku minuman beralkohol (anggur) dan makanan ternak, seperti kambing, sapi,
kelinci dan lain-lain. Hal ini
disebabkan nilai gizi kulit pisang cukup baik.
Berdasarkan hasil analisis
kimia, komposisi nilai gizi dari buah pisang dan limbah kulit buah pisang seperti terlihat pada Tabel 2 dan 3.
Tabel 2. Nilai gizi buah
pisang per 100 gr*)
Nutrisi
|
Jumlah
|
Air (%)
Energi (ka)
Karbohidrat (%)
Protein (%)
Lemak (%)
Vitamin A (SI)
Abu (%)
|
59,10
146
38,20
1,1
0,2
75
0,8
|
*)Sumber:
Suhardiman (1997).
Tabel 3. Komposisi kimia kulit
buah pisang*)
Unsur
|
Jumlah
|
Air (%)
Karbohidrat (%)
Lemak (%)
Protein (%)
Kalsium (mg/100 gr)
Fosfor (mg/100 gr)
Besi (mg/100 mg)
Vitamin A
Vitamin B (mg/100 gr)
Vitamin C (mg/100 mg)
|
68,90
18,50
2.11
0,32
715
117
1,6
-
0,12
17,5
|
*)Sumber
: Munadjim (1988)
2.
Kerupuk
Pengertian kerupuk menurut
Standar Industri Indonesia (1985) adalah makanan kering yang terbuat dari
tepung tapioka atau tepung sagu dengan atau tanpa penambahan bahan tambahan
makanan lainnya yang dibutuhkan. Kerupuk
harus disiapkan dengan cara menggoreng atau memanggang sebelum disajikan. Menurut Wijandi (1975), jenis kerupuk
dibedakan menjadi dua golongan besar.
Pertama adalah kerupuk kasar yang dibuat dari bahan baku utama pati yang
ditambahkan bumbu-bumbu. Yang kedua adalah kerupuk halus yang dibuat selain
dari bahan baku utama pati dan bumbu juga ditambahkan dengan ikan, susu dan
telur ke dalam adonan. Kerupuk biasa digunakan sebagai salah satu makanan
penunjang menu makanan, yang dikonsumsi sehari-hari.
Bahan baku yang digunakan untuk kerupuk ikan adalah semua jenis ikan atau
udang. Jenis ikan
yang umum digunakan adalah tenggiri, belida, kakap, gabus dan sebagainya. Untuk
mendapatkan hasil yang baik, pada pembuatan kerupuk ikan dan udang
dibutuhkan bahan baku daging ikan / udang yang masih segar. Bila bahan baku
yang digunakan kurang baik kesegarannya akan mempengaruhi rasa, rupa dan bau
yang dihasilkan. Kerenyahan kerupuk
sangat ditentukan oleh kadar airnya.
Semakin banyak mengandung air, maka kerupuk akan semakin kurang renyah. Sementara daya kembang kerupuk akan semakin
berkurang bila prosentase kandungan tepung lebih banyak dibanding dengan
udangnya. Untuk memperoleh daya kembang
kerupuk yang lebih baik maka adonan kerupuk harus dalam proporsi tepung dengan udang atau ikan yang
seimbang. (Wijandi, 1975).
Menurut Apriyadi (2003),
proses pembuatan kerupuk ikan atau udang diawali dengan memisahkan daging ikan
atau udang dari bagian kulit, kepala, ekor dan tulangnya. Setelah itu dilakukan
proses pencucian, kemudian daging ditumbuk sampai halus lalu dicampur dengan
bumbu dan telur ayam sambil diaduk sampai rata.
Setelah semua bahan tercampur rata, ditambahkan tepung tapioka ke dalam
adonan dan dilakukan pengadukan kembali. Bersamaan dengan itu adonan
ditambahkan air sedikit demi sedikit, sambil terus diaduk sampai betul-betul
lunak.
Adonan yang sudah lumat tersebut kemudian dibuat
berbentuk silinder. Ukuran silinder disesuaikan dengan kebutuhan kerupuk yang
akan dibuat. Adonan yang berbentuk silinder tersebut kemudian dimasukkan ke
dalam cetakan (mal) yang terbuat dari bahan kaleng atau alumunium. Adonan yang
telah terbentuk selanjutnya dikukus selama kurang lebih 1.5 – 2 jam atau sampai
dirasa masak (Apriyadi, 2003).
Adonan yang telah dikukus kemudian didinginkan
selama kurang lebih 12 jam. Setelah cukup keras, adonan yang telah kering
dipotong-potong tipis (kurang lebih 2mm) dengan pisau tajam atau dengan alat hand
slicer. Untuk memudahkan pemotongan, pisau potong sering diolesi minyak
goreng. Hasil irisan tersebut lalu dijemur sampai kering. Setelah itu akan
didapatkan kerupuk ikan atau udang mentah yang siap dikemas (Apriyadi, 2003).
Susunan dan formulasi dari pembuatan kerupuk ikan/ udang dapat dilihat dalam Tabel
4.
Tabel 4. Formulasi bahan pembuatan kerupuk ikan /
udang*)
No
|
Bahan
|
Jumlah
|
1
2
3
4
5
6
7
8
|
Tepung tapioca
Telur ayam
Daging ikan giling/ udang
Garam
Gula halus
Bawang putih
Air bersih
Bumbu masak
|
1 kg
2 butir
500 gr
40 gr
20 gr
20 gr
0.5 liter
secukupnya
|
*)Sumber : Apriyadi (2003)
H. Metoda
Pelaksanaan
1.
Waktu dan Tempat
2. Alat dan Bahan
Alat-alat yang diperlukan dalam pembuatan kerupi ini adalah baskom,
pisau, wajan, nampan, timbangan, talenan, ulekan, sendok makan, blender, panci ,sendok pengaduk, penggoreng,
dandang, tampah atau wadah pengering, kompor.
Bahan-bahan yang diperlukan adalah kulit pisang, tepung tapioka, kapur
sirih, garam, baking soda, bawang putih, MSG dan minyak goreng.
3. Rancangan
Percobaan
Dalam penelitian ini menggunakan 3 perlakuan perbandingan terhadap
pemberian kulit pisang dengan tepung tapioka yakni :
A = 1 : 1 (kulit pisang : tepung
tapioka)
B = 1 : 2 (kulit pisang :
tepung tapioka)
C = 1 : 3 (kulit pisang :
tepung tapioka)
4.
Pelaksanaan
Langkah-langkah yang
dilakukan dalam pembuatan kerupuk kulit pisang ini adalah sebagai berikut :
1.
Persiapan bahan
Kulit pisang :
- Kulit
pisang disortasi.
- Kulit
pisang dibersihkan dengan menggunakan air kapur untuk menghilangkan getah dan
noda-noda hitamnya.
- Dibilas
dan direbus hingga matang.
- Setelah
matang dihaluskan dengan menggunakan blender.
Bahan bumbu :
- Untuk
bahan bumbu seperti garam, bawang putih dihaluskan.
2.
Pencampuran
- Campurkan
kulit pisang yang telah diblender dengan air, tepung tapioka dan baking soda
hingga mengental.
- Tambahkan
bumbu yang telah dihaluskan.
-
Bentuk
bulatan memanjang dan dikukus dengan menggunakan dandang hingga matang, dinginkan.
-
Setelah
dingin dipotong kecil-kecil dan dijemur.
-
Kemudian
goreng dengan minyak panas, tiriskan.
-
Kerupuk
siap untuk dikemas dan dipasarkan.
Untuk lebih jelasnya dalam
proses pembuatan kerupuk kuit pisang ini dapat dilihat pada gambar 1.
Gambar 1. Bagan
alir pembuatan kerupi
Kulit pisang
|
Sortasi
|
Perebusan
|
Pencucian
(air kapur 1%
dari bahan)
|
Penghancuran
|
Pencampuran
|
Pengukusan
|
Pengirisan
|
Pengeringan
|
Pendinginan
|
Penggorengan
|
Pengemasan
|
(Bawang putih,
garam dihaluskan)
|
Kerupi goreng
|
Kerupi mentah
|
(Air, tepung tapioka dan baking soda)
|
I.
JADWAL KEGIATAN
No
|
Jenis Kegiatan
|
Bulan
|
|||||||||
Bulan
ke 1
|
Bulan
ke 2
|
Bulan
ke 3
|
|||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
||
1
|
PERSIAPAN
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Pertemuan team
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Konsultasi pembimbing
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
2
|
PELAKSANAAN
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Persiapan alat dan bahan
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Proses pengolahan
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
3
|
PENGAMATAN
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Pengamatan organoleptik dan analisa mutu
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
4
|
EVALUASI
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
5
|
LAPORAN
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
J.
PERKIRAAN BIAYA
No
|
Uraian
|
Volume
|
Satuan
|
Harga satuan (Rp)
|
Jumlah (Rp)
|
1
|
Biaya Bahan
|
|
|
|
|
|
Kulit pisang
|
60
|
Kg
|
500
|
30.000
|
|
Tepung tapioka
|
27
|
Kg
|
10.000
|
270.000
|
|
Bawang putih
|
2
|
Kg
|
15.000
|
30.000
|
|
MSG
|
2
|
Bungkus
|
10.000
|
20.000
|
|
Garam
|
3
|
Bungkus
|
2.000
|
6.000
|
|
Kapur sirih
|
12
|
Bungkus
|
1.000
|
12.000
|
|
Baking soda
|
2
|
Bungkus
|
6.000
|
12.000
|
|
Minyak goreng
|
10
|
Kg
|
12.000
|
120.000
|
|
Gas
|
4
|
Tabung
|
105.000
|
420.000
|
2
|
Biaya Alat
|
|
|
|
|
|
Sewa peralatan
|
3
|
Paket
|
200.000
|
600.000
|
3
|
Perjalanan
|
|
|
|
|
|
Transportasi lokal (Pembelian
Bahan)
|
|
|
500.000
|
500.000
|
4
|
Pengujian Hasil
|
|
|
|
|
|
Perhitungan Nilai Gizi (AKG)
|
3
|
Paket
|
200.000
|
600.000
|
|
Pengujian Proksimat
|
3
|
Paket
|
800.000
|
2.400.000
|
|
Pengujian Organoleptik
|
3
|
Paket
|
200.000
|
600.000
|
|
Daya kembang
|
3
|
Paket
|
100.000
|
300.000
|
|
Uji mikrobiologi
|
3
|
Paket
|
800.000
|
2.400.000
|
5
|
Biaya lain-lain
|
|
|
|
|
|
Pencetakan dan Penjilidan
Laporan
|
|
|
200.000
|
200.000
|
|
Pemasaran hasil
|
|
|
200.000
|
200.00
|
|
Total Biaya
|
|
|
|
8.720.000
|
K.
LAMPIRAN
1.
BIODATA KETUA SERTA ANGGOTA KELOMPOK
1. Ketua Kelompok
a.
Nama :
Retno
dwi erlina
b.
No. BP :
c.
Program Studi :
d.
Jurusan :
e.
Jenjang Pendidikan/ Semester :
f.
Tempat / Tanggal lahir :
g.
Jenis Kelamin :
Perempuan
h.
Alamat :
i.
No. Telp / HP :
j.
No. E-mail :
k.
Perguruan Tinggi :
Tanjung Pati, Oktober 2011
Ketua kelompok,
Retno dwi erlina
BP. 0911313018
2.
Anggota Kelompok (I)
a.
Nama :
Lidia Herti
b.
No. BP :
0811113025
c.
Program Studi :
Manajemen Produksi Pertanian
d.
Jurusan :
Budidaya Tanaman Pangan
e.
Jenjang Pendidikan/ Semester : D4 / VII
f.
Tempat / Tanggal lahir : Payakumbuh / 09 September 1990
g.
Jenis Kelamin :
Perempuan
h.
Alamat : Jln. Kompi C No. 120 Purwajaya
i.
No. Telp / HP :
085263227838
j.
No. E-mail :
lidyaherty@yahoo.com
k.
Perguruan Tinggi :
Politeknik Pertanian Negeri
Payakumbuh
Tanjung Pati, Oktober 2011
Anggota kelompok,
Lidia Herti
BP. 0811113025
3.
Anggota Kelompok (2)
a.
Nama :
Febrina Mulyati
b.
No. BP :
0811113018
c.
Program Studi :
Manajemen Produksi Pertanian
d.
Jurusan :
Budidaya Tanaman Pangan
e.
Jenjang Pendidikan/ Semester : D4 / VII
f.
Tempat / Tanggal lahir : Purwajaya / 01 Februari 1990
g.
Jenis Kelamin :
Perempuan
h.
Alamat : Jln. Chandra No. 58 C Purwajaya
i.
No. Telp / HP :
0857 6644 3327
j.
No. E-mail :
yhanadoank@yahoo.co.id
k.
Perguruan Tinggi :
Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh
Tanjung
Pati, Oktober 2011
Anggota kelompok,
Febrina Mulyati
BP. 0811113018
L.
DAFTAR PUSTAKA
http://anekaplanta.wordpress.com/16juni2011
http://wuryan.wordpress.com/16juni2011
Munadjim. 1988. Teknologi Pengolahan Pisang.
Jakarta: PT Gramedia
Rukmana Rahmat. 1999. Usaha Tani Pisang.
Yogyakarta: Kanisius.
Rukmana Rahmat. 2001. Aneka Olahan Limbah (pisang, jambu mete).
Rukmana Rahmat. 2001. Aneka Olahan Limbah (pisang, jambu mete).
Yogyakarta: Kanisius.
Standar
Industri Indonesia. 1985. SII Mutu dan Uji Kerupuk. Departemen
Perindustrian
Republik Indonesia. Bogor
: Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor.
Soetanto E. 1998. Membuat Keripik Pisang.
Yogyakarta: Kanisius.
Wijandi,
S. B.Djatmiko. D.Mudtadi. Setijahartini. H.Syarif dan Kusupiyanti.
1975. Pengelolaan Kerupuk di Sidoarjo. Bogor : Fakultas Teknologi
Dan Mekanisasi Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Wynn Casino - Mapyro
BalasHapusWynn Hotel & Casino, Las Vegas, 속초 출장마사지 NV, 충청남도 출장샵 89109, United States - Find your way around 영천 출장안마 the casino, find where everything is located with real 충주 출장샵 Las Vegas, 영주 출장마사지